Blogger Tips and TricksLatest Tips For BloggersBlogger Tricks

Kamis, 14 November 2013

Resume Teori Belajar Kognitif Gestalt

Nama : Anisah Firdaus
NIM   : 1305923
Mata Kuliah : Teori Belajar dan Pembelajaran

        Belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru.Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.

Sebelumnya kita ketahui dahulu cakupan mengenai kognitif terlebih dahulu, yaitu :
  1. Kognitif  : mempelajari proses mental, bagaimana orang berpikir, merasakan,mengingat dan    belajar
  2. Kognitif : Berhubungan dengan topic perhatian, persepsi, memori, bahasa, berpikir dan membuat keputusan.
  3. Kognitif : psikologi khusus pada pemahaman dan pengetahuan dalam mempelajari proses mental.
Definisi Teori Gestalt

            Istilah ‘Gestalt’ merupakan istilah bahasa Jerman yang sukar dicari terjemahannya dalam bahasa-bahasa lain. Arti Gestalt bisa bermacam-macam sekali, yaitu ‘form’, ‘shape’ (dalam bahasa Inggris) atau bentuk, hal, peristiwa, hakikat, esensi, totalitas. Terjemahannya dalam bahasa Inggris pun bermacam-macam antara lain‘shape psychology’, ‘configurationism’, ‘whole psychology’ dan sebagainya. Karena adanya kesimpangsiuran dalam penerjemahannya, akhirnya para sarjana di seluruh dunia sepakat untuk menggunakan istilah ‘Gestalt’ tanpa menerjemahkan kedalam bahasa lain.
            Suatu konsep yang penting dalam psikologi Gestalt adalah tentang "insight" yaitu pengamatan/ pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubunganantarbagian-antarbagian di dalam suatu situasi permasalahan. Insight itusering dihubungkan dengan pernyataan spontan “aha” atau “oh, see-now” Oh,ini tah”..?.

Sejarah Munculnya Teori Gestalt

            Psikologi kognitif mulai berkembang dengan lahirnya teori belajar Gestalt.Peletak dasar psikologi Gestalt adalah Max Wertheimer (1880-1943) yangmeneliti tentang pengamatan dan pemecahan masalah (problem solving).Sumbangannya ini diikuti oleh Kurt Koffka (1886-1941) yang menguraikansecara terperinci tentang hukum-hukum pengamatan; kemudian WolfgangKohler (1887-1959) yang meneliti tantang insight pada simpanse.Penelitianpenelitian mereka menumbuhkan psikologi Gestalt yang menekankanbahasan pada masalah konfigurasi, terstruktur dan pemetaan dalampengalaman.Kaum Gestaltis berpendapat bahwa pengalaman itu berstrukturyang terbentuk dalam suatu keseluruhan.Orang yang belajar, mengamati stimuli dalamkeseluruhan yang terorganisasi, bukan dalam bagian-bagian yang terpisah (Suryabrata, 1999).

Hukum-hukum Teori Gestalt 
  1. Hukum Pragnanz, yang mengatakan bahwa organisasi psikologis selalu cenderung ke arah yang bermakna atau penuh arti (pragnanz)
  2. Hukum kesamaan, yang mengatakan bahwa hal-hal yang sama cenderung membentuk gestalt (keseluruhan)
  3. Hukum kecenderungan, mengatakan bahwa hal hal yang berdekatan cenderung berbentuk gestalt.
  4. Hukum ketertutupan, yang mengatakan bahwa hal-hal yang tertutup cenderung membentuk gestalt.
  5. Hukum kontinuitas, yang mengatakan bahwa hal-hal yang berkesinambungan cenderung membentuk gestalt.
Karakteristik Teori Gestalt

Teori belajar Kognitif Gestalt mempunyai Hukum keterdekatan, hukum ketertutupan dan hukum kesamaan.

Hukum menurut Wertheimer tahun 1923, dalam bukunya “Investigation of Gestalt Theory”:
  1. Hukum keterdekatan (Law of Proximity) Hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat cenderung dianggap sebagai suatu totalitas.
  2. Hukum ketertutupan (Law of Closure) Hal-hal yang cenderung menutup akan membentuk kesan totalitas tersendiri.
  3. Hukum kesamaan (Law of Equivalence) Hal-hal yang mirip satu sama lain, cenderung kita persepsikan sebagai suatu kelompokatau suatu totalitas.
Tokoh-tokoh Teori Belajar Kognitif Gestalt 
  • Menurut Kurt Koffka
Jejak ingatan (memory traces), Suatu pengalaman yang membekas di otak. Jejak-jejak ingatan ini diorganisasikan secara sistematis mengikuti prinsip-prinsip Gestalt dan akan muncul kembali jika kita mempersepsikan sesuatu yang serupa dengan jejak-jejak ingatan tadi.
- Perjalanan waktu berpengaruh terhadap jejak ingatan.
- Perjalanan waktu itu tidak dapat melemahkan, melainkan menyebabkan terjadinya perubahan jejak, karena jejak tersebut cenderung diperhalus dan disempurnakan untuk mendapat Gestalt yang lebih baik dalam ingatan.
- Latihan yang terus menerus akan memperkuat jejak ingatan.
  • Menurut Wolfgang Kohler
Adanya pemahaman belajar Insight, Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antar bagian di dalam situasi permasalahan. Insight yang merupakan inti dari belajar menurut teori gestalt, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Kemampuan Insight seseorang tergantung kepada kemampuan dasar orang, sedangkan kemampuan dasar itu tergantung kepada usia dan posisi yang bersangkutan dalam kelompok (spesiesnya).
- Insight dipengaruhi atau tergantung kepada pengalaman masa lalunya yang relevan.
- Insight tergantung kepada pengaturan dan penyediaan lingkungannya.
- Pengertian merupakan inti dari insight. Melalui pengertian individu akan dapat memecahkan persoalan. 
- Pengertian itulah yang dapat menjadi kendaraan dalam memecahkan persoalan lain pada situasi yang berlainan.
- Apabila insight telah di peroleh,maka dapat digunakan untuk menghadapi persoalan dalam situasi lain.
  • Menurut Max Wertheimer 
     Wertheimer dianggap sebagai pendiri teori Gestalt setelah ia melakukan suatu eksperimen dengan menggunakan sebuah alat yang bernama stroboskop, yaitu suatu kotak yang didalamnya terdapat dua buah garis yang satu tegak dan yang satu melintang. Jika kedua garis tersebut diperlihatkan secara bergantian terus menerus maka akan tampak seakan aska garis tersebut bergerak dari melintang menjadi tegak. Inilah yang disebut gerakan semu.     

Eksperimen Pengujian Teori Gestalt

Karya yang signifikan tentang belajar oleh anggota Gestalt adalah karya Kohler. Yaitu tentang percobaan pada hewan simpanse. Kohler meletakan buah pisang (makanan simpanse) yang digantung diatas simpanse tersebut dengan jarak melebihi jangkauan simpanse. Simpanse dilatih untuk berfikir bagaimana cara agar dapat mendapatkan pisang tersebut (makan). Ada tiga ekor simpanse yang diuji cobakan oleh Kohler. Dengan pola berfikir yang berbeda seperti berikut :
  • Monyet bernama Chica menggunakan tongkat untuk menjangkau pisang, tetapi gagal. Setelah mengalami proses berfikir dan menemukan solusi atas apa yang menjadi kegagalan dalam dirinya, Chica menjangkau pisang tersebut dengan menaiki beberapa tumpukan peti, dan akhirnya berhasil.
  • Monyet bernama Grande yang menggunakan tumpukan peti untuk menjangkau pisang, tetapi gagal karena tumpukan tersebut tidak tersusun rapi. Setelah berfikir untuk memecahkan masalah, Grande menyusun kembali peti tersebut dengan lebih rapi sehingga akhirnya dapat enjangkau pisang tersebut.
  • Monyet yang bernama Sultan, dalam eksperimen Kohler monyet ini adalah monyet paling cerdas  karena monyet ini menggabungkan dua tongkat untuk menjangkau buah pisang.
Prinsip-prinsip Belajar Menurut Teori Gestalt

Teori Gestalt mempunyai prinsip-prinsip khusus yang berbeda dengan teori-teori psikologi lainnya, yaitu :
  1. Principle of Proximity (unsur yang saling berdekatan)
  2. Principle of Similarity (unsur yang cenderung sama dipresepsi sebagai bentuk tertentu)
  3. Principle of Objective Set (Organisasi berdasarkan mental set yang sudah terbentuk sebelumnya)
  4. Principle of Continuity (Organisasi berdasarkan kesinambungan pola)
  5. Principle of Closure/ Principle of Good Form (pengisian kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap)
  6. Principle of Figure and Ground (bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang)
  7. Principle of Isomorphism (Organisasi berdasarkan konteks)
Implementasai Teori Gestalt dalam Pembelajaran
  1. Pengalaman tilikan/insight (kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa)
  2. Meaningful learning ( kebermaknaan unsur-unsur yang terkait)
Meaningful Learning
(Ausubel, 1963)
“Meaningful Learning amphasizes students’ acquisition of new information and its linkages to previous experiences and knowledge in the formation of personal and unique understanding”.

Characteristic of Meaningful Learning (Grabe, 2007)

a. Active : means that learners are dynamic, that they assume, active roles in learning activities
b. Authentic : means that learners construct knowledge from suited and authentic learning activities
c. Constructive : means that learners accommodate new ideas to their prior knowledge/experience
d. Cooperative : means that learners are encouraged to solve the problem/task together with their peers.
  1. Pusposive behavior (perilaku terarah pada tujuan)
  2. Life space (perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada)
  3. Transfer dalam Belajar (pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain)
Kelebihan dan Kekurangan Teori Gestalt

a)  Kelebihan teori Kognitif Gestalt adalah sebagai berikut :
  • Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah (problem solving)‏
  • Dapat meningkatkan motivasi.
b) Kekurangan teori kognitif adalah sebagai berikut :
      Untuk teori belajar kognitif ini keberhasilan sebuah pembelajaran tidak dapat diukur hanya dengan satu orang siswa saja , maksudnya kemampuan siswa harus diperhatikan. Apabila kita menekankan pada keaktifan siswa, dan tidak dapat dipungkiri ada saja siswa yang tidak aktif dalam menanggapi suatu pelajaran, otomatis pembelajaran ini tidak akan berhasil secara menyeluruh  guru juga dituntut untuk mengikuti keaktifan siswa, kionsekuensinya adalah guru harus rajin mempelajari hal-hal baru yang mungkin konsekuansinya terhadap lingkungan adalah fasilitas-fasilitas dalam lingkungan juga harus mendukung, agar siswa semakin yakin dengan apa yang telah mereka pelajari.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar