Blogger Tips and TricksLatest Tips For BloggersBlogger Tricks

Sabtu, 28 September 2013

III. Pengertian Belajar & Mengajar

Nama : Anisah Firdaus
NIM   : 1305923
Mata Kuliah : Teori Belajar dan Pembelajaran

a) Pengertian Belajar
       Belajar merupakan kegiatan paling pokok dalam proses belajar mengajar manusia. Terutama dalam pencapaian tujuan institusional suatu lembaga pendidikan atau sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa berhasil tidaknya suatu pencapaian tujuan pendidikan tergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh individu.

o  Menurut S. Nasution (1982:39), Belajar dianggap merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Menurut pendapat tradisional yang dikutip dari Sadiman (2003:2) belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Di sini yang dipentingkan pendidikan intelektual, kepada anak-anak diberikan bermacam-macam pelajaran untuk menambah pengetahuan yang dimilikinya, terutama dengan jalan menghafal. 
o   Siahaan (2005:2) berpendapat bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, serta timbul dan berkembangnya sifat-sifat sosial dan emosional.

Menurut Ernest R. Hilgard (Roestiyah, 2001:5), “Learning in the process by which an activity originates or is the changed through training procedures (whether in the laboratory or in the natural environment) as distingished from changes by factors not attribut able to training”.


Nana Sudjana (1989:7) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. 

Lebih lanjut Nana Sudjana (1989:28) mengemukakan bahwa pengertian belajar sebagai proses yang aktif, belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Apabila kita bicara tentang belajar maka kita belajar bagaimana mengubah tingkah laku seseorang.

Moh. Surya (1997:54) mengemukakan pengertian belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memeroleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam intraksi dengan lingkungannya. Kemudian Abin Syamsudin (1996:20) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku/pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Hal serupa diungkapkan oleh :

Oemar Hamalik (1992:56) yang menyatakan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku berkat adanya latihan dan pengalaman. Sedangkan Moh. Uzer Usman (1996:4) berpendapat bahwa belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu, individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannnya.

Di dalam Ensiklopedi Pendidikan :

Sugarda, 1999: 46) dikatakan bahwa belajar adalah “berusaha memiliki pengetahuan atau kecakapan”. Seseorang telah mempelajari sesuatu terbukti dengan perbuatannya. Ia baru dapat melakukan sesuatu hanya dari proses belajar sebelumnya, tetapi harus diingat juga bahwa belajar mempunyai hubungan yang erat dengan masa peka, yaitu suatu masa di saat sesuatu fungsi maju dengan pesat untuk dikembangkan.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah proses perubahan di dalam diri manusia. Apabila setelah belajar tidak terjadi perubahan dalam diri manusia, maka tidaklah dikatakan bahwa padanya telah berlangsung proses belajar. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk yang relatif permanen, seperti perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak terampil menjadi terampil, serta aspek-aspek lainnya. Sedangkan perubahan dapat diwujudkan dalam bentuk perubahan kondisi yang bersifat kontemporer, seperti anak-anak menjadi dewasa atau dari berbaring, merangkak, berdiri dan baru kemudian bisa berjalan. Perubahan tersebut hendaknya terjadi sebagai akibat interaksinya dengan lingkungan. Tidak karena proses pertumbuhan fisik atau kedewasaan. Selain itu, perubahan tersebut haruslah bersifat relatif permanen, tahan lama dan menetap, tidak berlangsung sesaat saja.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan tersebut, jika diperhatikan secara redaksional tentu saja berbeda satu sama lainnya, namun secara esensial semua pendapat tersebut mengacu kepada maksud, tujuan, dan konsep yang sama dan memiliki unsur-unsur yang sama pula, yaitu :
1.      Adanya individu yang belajar
2.      Adanya belajar sebagai suatu proses
3.      Hasil belajar sebagai hasil perubahan tingkah laku
4.      Proses belajar terjadi di dalam interaksi dengan lingkungan

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku/pribadi seseorang berdasarkan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya yang ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.


b) Pengertian Mengajar


    Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan mengajar yang mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran, sehingga terjadi proses belajar mengajar. 
      Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Karenanya belajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar lebih baik pada seluruh peserta didiknya.     
  • L. Pasaribu dan B. Simanjuntak (1983:7) mengemukakan bahwa mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasikan (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar didik. Mengajar merupakan suatu kegiatan yang disengaja yang dilakukan untuk membantu siswa dalam proses belajarnya. 
  • Seperti yang diungkapkan oleh Mohamad Ali (1985:12) bahwa mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar siswa dengan tujuan yang telah dirumuskan.
  • Menurut Oemar Hamalik (1992:1), mengajar diartikan sebagai usaha pemberian bimbingan kepada siswa untuk belajar. Dengan kata lain mengajar adalah menciptakan lingkungan dan berbagai kemudahan belajar bagi siswa. Sedangkan
  • Nana Sudjana (1989:7) mengatakan bahwa mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar. Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar. Lebih lanjut S. Nasution (1982:2) mengungkapkan terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan kegiatan mengajar, antara lain :
1.      Mengajar berarti membimbing aktivitas anak
2.      Mengajar berarti membimbing pengalaman anak
3.      Mengajar berarti membantu anak berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungannya.

Pengertian mengajar tersebut mengisyaratkan bahwa tugas guru adalah membimbing siswa untuk belajar dalam rangka mencapai perubahan tingkah laku yang diinginkannya. Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses mengorganisir lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga pada diri siswa terjadi proses belajar. Dalam hal ini, S. Nasution (1982:8) mengemukakan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisir lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu proses kegiatan yang disengaja dan terencana untuk membimbing dan mengawasi siswa dalam aktivitas belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Seorang guru sebagai pengajar (Slameto, 1991:40) harus memerhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) Konteks
Dalam belajar sebagian besar tergantung pada konteks belajar itu sendiri. Ciri-ciri konteks yang baik adalah membuat pelajar menjadi lawan berinteraksi secara dinamis dan kuat sekali, terdiri dari pengalaman yang actual dan konkret. Pengalaman yang konkret dan dinamis merupakan alat untuk menyatakan pengertian yang sifatnya sederhana sehingga dapat ditiru untuk diulanginya.

b) Fokus
Belajar yang penuh makna dan efektif harus diorganisasikan pada suatu fokus, pengajaran akan berhasil dengan penggunaan vokalisasi. Untuk mencapai proses yang efektif, harus dipilih fokus yang memiliki ciri-ciri yang baik, seperti: memobilisasi tujuan, memberi bentuk uniformitas pada belajar, mengorganisasikan belajar sebagai suatu proses eksplorasi dan penemuan.

c) Sosialisasi
Kondisi sosial dalam suatu kelas banyak sekali pengaruhnya dalam proses belajar pada kelas tersebut. Sehingga dalam hal ini sosialisasi harus dilakukan. Sosialisasi yang baik akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: adanya fasilitas sosial, perangsang, dan kelompok demokratis.

d) Sequence
Dalam proses belajar mengajar dipandang sebagai suatu pertumbuhan mental, siswa dapat mengalami kegagalan atau mungkin juga sukses. Ciri-ciri sequence yang baik adalah pertumbuhan bersifat kontinyu, tergantung pada tujuan, tergantung pada munculnya makna, merupakan perubahan dari yang abstrak ke arah konkrit, sebagai gerakan dari kasar dan global ke arah yang membedakan, dan pertumbuhan itu merupakan transformasi.

5) Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan perubahan siswa, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada perubahan tersebut. Kelima prinsip mengajar di atas haruslah diperhatikan oleh guru, agar guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa, sehingga dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Dan yang terpenting tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik

Selasa, 24 September 2013

II. Hakikat Teori

Nama : Anisah Firdaus
NIM   : 1305923
Mata Kuliah : Teori Belajar dan Pembelajaran

Secara umum Teori diartikan sebagai pendapat. Sedangkan dalam pengertian khusus, Teori hanya digunakan dalam lingkungan ilmu atau biasa disebut teori ilmiah. Dalam pengertian khusus ini, Kerlinger (1973:9) menyatakan bahwa :“ A theory is a set of interrelated constructs (concepts), definitions, and propositions that present a systematic view of phenomena by specifying relations among variables, with the purpose of explaning and predicting the phenomena.” Di dalam definisi ini terkandung tiga konsep penting.
  • Pertama, suatu teori adalah satu set proposisi yang terdiri atas konsep-konsep yang berhubungan. 
  • Kedua, teori memperlihatkan hubungan antarvariabel atau antar konsep yang menyajikan suatu pandangan yang sistematik tentang fenomena. 
  • Ketiga, teori haruslah menjelaskan variabelnya dan bagaimana variabel itu berhubungan.
Dengan demikian, teori dianggap sebagai sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematik dalam gejala sosial maupun natura yang ingin diteliti dan juga merupakan alat dari ilmu (tool of science).  Di lain pihak, teori juga merupakan alat penolong teori. Sebagai alat dari ilmu, teori mempunyai peranan sebagai : 
a. teori sebagai orientasi utama dari ilmu, 
b. teori sebagai konseptualisasi dan klasifikasi, 
c. teori meringkas fakta, 
d. teori memprediksi fakta-fakta, dan 
e. teori memperjelas celah kosong.

Teori mempunyai hubungan yang erat dengan penelitian dan juga dapat meningkatkan arti dari penemuan penelitian. Tanpa teori, penemuan tersebut akan merupakan keterangan-keterangan empiris yang berpencar. Makin banyak penelitian yang dituntun oleh teori, maka makin banyak pula kontribusi penelitian yang secara langsung dapat mengembangkan ilmu pengetahuan (disarikan dari Moh. Nazir, 1983:22-25)
Sementara itu, Ismaun (2001:32) mengemukakan bahwa teori adalah pernyataan yang berisi kesimpulan tentang adanya keteraturan subtantif. Menemukan keteraturan itulah tugas ilmuwan, dan dengan kemampuan kreatif rekayasanya, ilmuwan dapat membangun keteraturan rekayasa. Keteraturan rekayasa ini dapat dibedakan dalam tiga keteraturan, yaitu : 
1. keteraturan alam, 
2. keteraturan kehidupan sosial manusia dan 
3. keteraturan rekayasa teknologi.

Fungsi dari teori adalah
• mendeskripsikan atau memaparkan suatu masalah praktis dan dapat diterima oleh semua kalangan
• menjelaskan suatu maslah kompleks dan bersifat umum dan juga ilmiah yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
• Mendeskripsikan atau memperkirakan bagaimana cara memecahkan suatu masalah yang kompleks atau bersifat umum dengan xara yang ilmiah.

Ciri-Ciri Teori
• Satu sistem teoritis harus mengjinkan pengurangan yang menjadi teruji dengan pengalaman. Jadi suatu sistem teori harus sudah teruji faktnya lewat pengalaman ilmiah.
• Suatu teori harus sesuai dengan hasil observasi dan bersama teori yang sudah divalidasi atau teruji kebenaranya.
• Teori harus dinyatakan pada kondisi yang sederhana, teori yang terbaik adalah yang menjelaskan pada bentuk paling sederhana. Ciri ini mempunyai maksud teori yang paling pernyataanya sederhana
• Teori ilmiah harus berlandaskan fakta empiris dan yang berhubungan.

Teori menurut para ahli :

Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam buku Udin S. Winataputra (2008 : 40)
pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkingan belajar.

Ensiklopedia Indonesia N/Z. . penerbit Van Hoeve. Bandung. Redaksi. Prof.Dr.mr T.S.G Mulia.
Teori (Yunani: Teoria, pandangan, tinjau), umunya artinya: pandangan yang gunanya untuk memberi keterangan bagi suatu hal tertentu. Juga dalam ilmu pengetahuan teori itu gunanya untuk membari keterangan bagi gejala-gejala tertentu; tapi umumnya teori dalam ilmun pengetahuan itu berupa sistem yang berdiri atas pelbagai dalil (yang dikutip dari dunia pengalaman) dan hipotesa-hipotesa yang keduanya berdasar pada asas tertentu. Seterusnya istilah teori itu sering pula dipakai sebagai lawan terhadap pengertian praktek atau pengalaman. (hal 1333)

Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communiation, Wadsworth, 
Secara umum istilah teori dalam ilmu sosial mengandung beberapa pengertian sebagai berikut: Teori adalah abstraksi dari realitas; Teori terdiri dari sekumpulan prinsip dan defenisi yang secara konseptual mengorganisasikan aspek-aspek dunia empiris secara sistematis; Teori terdiri dari asumsi-asumsi, proposisi-proposisi, dan aksioma-aksioma dasar yang saling berkaitan; Teori terdiri dari teorema-teorema yakni generalisasi-generalisasi yang diterima/terbukti secara empiris. Dari unsur di atas dapat disimpulkan bahwa teori pada dasarnya merupakan konseptualisasi atau penjelasan logis dan empirik tentang suatu fenomena. Bentuknya merupakan pernyataan-pernyataan yang berupa kesimpulan tentang suatu fenomena.

Menurut Schwandt (2001), penelitian kualitatif memakai pengertian yang sedikit berbeda. Ada empat pengertian teori dalam penelitian kualitatif, yaitu :
·         Sebagai generalisasi yang diperoleh melalui penelitian empiris,
·         Sebagai penjelasan sebab-akibat yang padu dan sistematis tentang berbagai fenomena sosial. 
·     Sebagai orientasi atau perspektif untuk melihat masalah, memecahkan masalah, dan memahami serta menjelaskan realitas sosial.
·        Sebagai ‘teori kritis’ (critical theory), yang merupakan cara membuat teori dan produk dari cara membuat teori itu . Cara dan produk ini bertentangan dengan cara pandang yang menghasilkan dua pengertian pertama (a dan b) karena:
a.    Melakukan tinjauan kritis terhadap konsep, pemahaman, kategori yang saat ini sudah ada tentang kehidupan sosial manusia, yang selama ini dianggap “sudah dari sananya” (taken for granted).  
    1. Menganggap teori sebagai sesuatu yang melekat kepada praxis. Dalam tradisi empiris, ilmuan beranggapan bahwa kegiatan ilmiahnya bukan bagian dari kehidupan sosial sehari-hari, melainkan sebuah kegiatan terpisah dan “netral”. Kalau sebuah teori akan diterapkan, maka harus ada kegiatan lain yang tidak digolongkan sebagai “ilmiah”. Teori kritis, sebaliknya, menganggap bahwa seorang ilmuan harus “punya kepentingan” dan setiap teori sekaligus punya nilai empiris (praktis) maupun normatif.
    1. Merupakan teori yang menggunakan metode kritik secara terus menerus dan ketat  (imminent critique) terhadap semua pemikiran yang saat ini sudah ada, bekerja dari dalam struktur pemikiran tersebut untuk menemukan pertentangan-pertentangan dan hal-hal yang selama ini disembunyikan. Jadi, secara eksplisit para teoritisi kritis bermaksud membongkar tatanan ilmiah yang selama ini dibangun lewat cara-cara non-kritis. (Schwandt, T.A. (2001), Dictionary of Qualitative Inquiry, 2nd ed. Thousand Oaks : Sage Publications).
 The new Lexicon
 Suatu kumpulan organisasi dari ide-ide (organized body of ideas) mengenai kebenaran sesuatu, biasanya ditarik dari kajian sejumlah fakta-fakta yang berhubungan dengan itu, tetapi kadang-kadang seluruhnya merupakan hasil dari latihan imajinasi spekulatif;… suatu keseluruhan umum (general body) dari asumsi-asumsi dari prinsip-prinsip ; suatu dugaan… (conjecture). (1989: 1025).

Tamburaka, H.Rustam E; 1999
Teori adalah hulu atau sumber  suatu proposisi ilmiah, cara mengujinya adalah melalui prosedur penelitian dengan asumsi atau hipotesis-hoipotesis kemudian diuji atau dibuktikan berdasarkan data-data yang dikumpulkan.


I. Hubungan Pembelajaran, Kurikulum, & Pendidikan

Nama : Anisah Firdaus
NIM   : 1305923

Mata Kuliah : Teori Belajar dan Pembelajaran 

  • Definisi Pembelajaran
     Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia dapat melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri.Konsep tersebut adalah teoretis, dan dengan demikian tidak secara langsung dapat diamati :



Anda telah melihat individu mengalami pembelajaran, melihat individuberprilaku dalam cara tertentu sebagai hasil dari pembelajaran, dan beberapa dari Anda (bahkan saya rasa mayoritas dari Anda) telah "belajar" dalam suatu tahap dalam hidup Anda. Dengan perkataan lain, kita dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran telah terjadi ketika seorang individu berperilaku, bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan satu cara yang berbeda dari caranya berperilaku sebelumnya. 

Pembelajaran dalam Dunia Pendidikan

       Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
      Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
     Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

Pembelajaran menurut para ahli :

Rahil Mahyudi
Pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang melibatkan ketrampilan kognitif yaitu penguasaan ilmu dan perkembangan kemahiran intelek


Achjar Chalil
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar


Corey
Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus


G. A. Kimble
Pembelajaran merupakan perubahan kekal secara relatif dalam keupayaan kelakuan akibat latihan yang diperkukuh.


Munif Chatif
Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi


Knowles
Pembelajaran adalah cara pengorganisasian peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan


Slavin
Pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku individu yang disebabkan oleh pengalaman

Woolflok

Pembelajaran berlaku apabila sesuatu pengalaman secara relatifnya menghasilkan perubahan kekal dalam pengetahuan dan tingkah laku

Crow&Crow

Pembelajaran adalah pemerolehan tabiat, pengetahuan dan sikap
  • Definisi Kurikulum 
       Kurikulum adalah program belajar bagi siswa yang di susun secara sistematis dan logis, di berikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. sebagai program belajar, kurikulum adalah niat, rencana atau harapan. Kurikulum merupakan pedoman mendasar dalam proses pembelajaran. Keberhasilan dan kegagalan suatu proses pendidikan, mampu dan tidaknya anak didik menyerap materi pembelajaran, tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan bergantung pada kurikulum yang di gunakan. Jika kurikulumnya di desain dengan baik dan sistematis, komprehensif, dan integral dengan segala kebutuhan pengembangna dan pembelajaran anak didik untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupannya, tentu hasil atau output pendidikan itupun akan mewujudkan harapan. Kurikulum berisikan suatu cita-cita yang di tuangkan dalam bentuk rencana atau pendidikan untuk di laksanakan guru di sekolah. Isi kurikulum adalah pengetahuan ilmiah, termasuk kegiatan dan pengalaman belajar yang di susun sesuai dengan taraf pengembangan anak didik.
    Kurikulum akan mempunyai arti dan fungsi mengubah prilaku siswa, jika di laksanakan dan di transformasikan oleh guru kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, proses pembelajaran adalah perwujudan pelaksanaan atau oprasionalisasi kurikulum. Sedangkan kurikulum merupakan bentuk oprasionalisasi pendidikan sekolah untuk mencapai tujuan institusi dari masing-masing jenjang sekolah.

  1. Menurut George A. Beaucham (1976), kurikulum sebagai bidang studi membentuk suatu teori yaitu teori kurikulum. Selain sebagai bidang studi kurikulum juga sebagai rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem (sistem kurikulum) yang merupakan bagian dari sistem persekolahan.
  1. Menurut Hilda Taba (1962), Kurikulum sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh siswa. Sementara itu, pandangan lain mengatakan bahwa kurikulum sebagai dokumen tertulis yang memuat rencana untuk peserta didik selama di sekolah.(Hilda Taba ;1962 dalam bukunya “Curriculum Development Theory and Practice).
  1. Nengly and Evaras (1976), Kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan yang dilakukan oleh sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik.
  1.  J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam buku Curriculum Planning for Better Teaching on Learning (1956), menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut” The curriculum is the sum totals of schools efforts to influence learning, whether in the class room, on the play ground, or out of school. Jadi segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas, di halaman sekolah, atau di luar sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra kulikuler.
  1. J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller dalam buku school improvement. Menurut mereka dalam kurikulum juga termasuk metode mengajar dan belajar, cara mengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan tanaga mengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervise dan administrasi dan hal-hal structural mengenai waktu, jumlah ruangan serta kemingkinan memilih mata pelajaran.
  1. Menurut Valiga, T & Magel, C. Kurikulum adalah urutan pengalaman yang ditetapkan oleh sekolah untuk mendisiplinkan cara berfikir dan bertindak.
  1. Purwadi (2003) memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian : (1) kurikulum sebagai ide; (2) kurikulum formal berupa dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam melaksanakan kurikulum; (3) kurikulum menurut persepsi pengajar; (4) kurikulum operasional yang dilaksanakan atau dioprasional kan oleh pengajar di kelas; (5) kurikulum experience yakni kurikulum yang dialami oleh peserta didik; dan (6) kurikulum yang diperoleh dari penerapan kurikulum.
  1. Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
  1.  Menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan.
  1. B. Bara, Ch (2008), Kurikulum yakni bahwa konsep kurikulum dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis pengertian yang meliputi: (1) kurikulum sebagai produk; (2) kurikulum sebagai program; (3) kurikulum sebagai hasil yang diinginkan: dan (4) kurikulum sebagai pengalaman belajar bagi peserta didik.

  • Definisi Pendidikan
    Menurut bapak pendidikan nasional Indonesia ini pendidikan adalah "Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan batin ), pikiran ( intellect ) dan jasmani yang dididik selaras dengan alam dan masyarakatnya".
     Di dalam Undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
    Filosof Yunani yang hidup dari tahun 429 SM - 346 M. Menjelaskan bahwa pendidikan itu ialah membantu perkembangan masing-masing dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesempurnaan. Filosof ini kita kenal dengan Plato. 


Pengertian pendidikan menurut para ahli :

John Stuart Mill (filosof Inggris, 1806-1873 M) menjabarkan bahwa Pendidikan itu meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang untuk dirinya atau yang dikerjakan oleh orang lain untuk dia, dengan tujuan mendekatkan dia kepada tingkat kesempurnaan.

Pendidikan menurut H. Horne, adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.


John Dewey, mengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.


Hal senada juga dikemukakan oleh Edgar Dalle bahwa Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.


Thompson mengungkapkan bahwa Pendidikan adalah pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sifatnya.




Ditegaskan oleh M.J. Longeveled bahwa Pendidikan merupakan usaha , pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak agar tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.


Prof. Richey dalam bukunya ‘Planning for teaching, an Introduction to Education’ menjelaskan Istilah ‘Pendidikan’ berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama membawa warga masyarakat yang baru (generasi baru) bagi penuaian kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat.


Ibnu Muqaffa (salah seorang tokoh bangsa Arab yang hidup tahun 106 H- 143 H, pengarang Kitab Kalilah dan Daminah) mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indera kita seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang merupakan santaan akal dan rohani.”


Kesimpulannya :


Jadi kesimpulan akhir bahwa Pembelajaran, Kurikulum dan Pendidikan saling berkaitan erat satu sama lain, yaitu Pendidikan adalah Goal atau Tujuan yang di capai atau bisa di sebut juga Sasaran jangka panjang untuk mewujudkan peserta didik yang unggul dan berprestasi jika di analogikan pendidikan adalah suatu bagian yang terbesar dan di dalamnya ada Kurikulum sebagai bagian kedua yang terbesar, kurikulum di sini berperan sebagai program atau suatu sistem yang di gunakan untuk tercapainya suatu pendidikan, dan yang terakhir adalah Pembelajaran sebagai bagian terkecil yang berperan sebagai proses di mana proses ini adalah suatu bentuk implementasi dari kurikulum itu sendiri senghingga tercapailah suatu PENDIDIKAN.