Blogger Tips and TricksLatest Tips For BloggersBlogger Tricks

Kamis, 28 November 2013

Resume Teori Belajar Humanistik

Nama : Anisah Firdaus
NIM : 1305923
Mata Pelajaran : Teori Belajar & Pembelajaran

Teori Belajar Humanistik
I.Konsep Dasar Teori Belajar Humanistik
       Teori belajar Humanistik ini bertujuan untuk memanusiakan seorang manusia untuk mampu mengaktualisasikan diri dalam hidup dan penghidupannya. Konsep belajar humanistiknya sendiri berasal dari aliran psikologi humanistik. Teori belajar Humanistik ini menitik-beratkan pada kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab personal, otonomi, tujuan dan pemaknaan. Pada proses belajar harus berorientasikan pada peserta didik sebagai subjek belajarnya, pendidikan yang efektif menurut aliran ini adalah pendidikan yang berpusat pada minat, dan kebutuhan-kebutuhan peserta didik. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran yang humanis adalah pendekatan dialogis, reflektif, dan ekspresif.

II.Prinsip Teori Humanistik

1. Manusia memiliki kemampuan alami untuk belajar
2. Belajar menjadi signifikan apabila apa yang dipelajari memiliki   relevansi dengan keperluan mereka
3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya
4. Tugas belajar dapat lebih diterima dan diasimilasikan apabila ancaman dari luar itu semakin kecil
5. Bila ancaman itu rendah terdapat pengalaman siswa dalam memperoleh cara
6. Belajar yang bermakna diperoleh jika siswa melakukannya
7. Belajar lancar jia siswa dilibatkan dalam proses belajar
8. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam
9. Kepercayaan pada diri siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri
10. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar

III. Implementasi terhadap pembelajaran
Peran Guru sebagai Fasilitator :
  
       Seorang guru di wajibkan untuk memberi perhatian dan motivasi, selain itu guru harus bisa membantu siswa untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum. Seorang guru harus bisa memahami karakteristik siswa dan mengatur juga menyediakan sumber-sumber untuk belajar, selalu dapat menyesuaikan dirinya untuk berbaur bersama siswanya, berkomunikasi dengan sangat baik, dan dapat memahami dirinya dan tentunya agar dapat memahami siswanya sendiri.
      
Tujuan pembelajaran teori Humanistik ini lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang umum dilalui seorang guru adalah :
1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas.
2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif.
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri.
4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis dan memaknai proses pembelajaran secara mandiri.

         Di sini si siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukan apa yang diinginkan dan menanggung risiko dari perilaku yang ditunjukkan. Jadi si Guru di sini menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya, memberikan kesempatan siswanya untuk maju sesuai dengan kemampuannya. Lalu evaluasi diberikan secara individual berdasarkan prestasi siswa yang di peroleh.

IV. Tokoh-tokoh Teori Belajar Humanistik

a.  Abraham Maslow

      Di kenal sebagai pelopor aliran humanistik.Maslow percaya bahwa manusia bergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang paling di kenal adalah teori tentang Hierarchy of Needs( Hirarki kebutuhan ). Dia mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri orang memiliki rasa takut yang dapat membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan. Manusia juga bermotivasi untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan hidupnya. Kebutuhan – kebutuhan tersebut memiliki hirarki ( tingkatan ) mulai dari yang rendah sampai yang tinggi. Adapun hirarki – hirarki tersebut adalah :
1.      Kebutuhan fisiologis atau dasar
2.      Kebutuhan akan aman dan tenteram
3.      Kebutuhan akan dicintai dan disayangi
4.      Kebutuhan untuk dihargai
5.      Kebutuhan untuk aktualisasi diri

Gambar Piramida Hirarki kebutuhan menurut Maslow.

Maslow juga mengemukakan bahwa teori belajar Humanistik didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal yaitu  : 

1. Suatu usaha yang positif untuk berkembang
2. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.

b. Carl Ransom Rogers 
Menurutnya kebutuhan seorang individu ada 4 yaitu :
1. Pemeliharaan
2. Peningkatan diri
3. Penghargaan positif (positive regard) dan
4. Penghargaan diri yang positif (positive self-regard) 

c. Artuthur Combs
Belajar terjadi apabila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka.

d. Kolb  
Menurut Kolb ada 4 tahap belajar :
1.Tahap pengalaman kongkrit : Seseorang mampu atau dapat mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian sebagaimana adanya.
2.Tahap pengalaman aktif dan reflektif : Seseorang makin lama akan semakin mampu melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa yang dialaminya.
3.Tahap konseptualisasi : Seseorang sudah mulai berupaya untuk membuat abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep, atau hukum dan prosedur tentang sesuatu yang menjadi objek perhatiannya.
4.Tahap eksperimentasi aktif : Melakukan eksperimentasi secara aktif

 e. Honey Dan Mumford
  
Mereka mengemukakan bahwa ada 4 golongan orang belajar :
1.Kelompok aktivis : mereka yang senang melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru.
2.Golongan reflector : mempunyai kecenderungan yang berlawanan dengan mereka yang termasuk kelompok aktivis.
3.Kelompok teoritis : Mereka memiliki kecenderugan yang sangat krritis, suka menganalisis, selalu berfikir rasional dengan menggunakan penalarannya.
4.Golongan pragmatis : mereka memiliki sifat-sifat praktis, tidak suka berpanjang lebar dengan teori-teori, konsep-konsep, dalil-dalil, dan sebagainya

f. Habermas
  
Menurut Habernas belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara individu dengan lingkungannya (lingkungan alam maupun lingkkungan sosial).
Ada 3 tipe belajar :
1. Belajar teknis (technical learning) : Belajar teknis adalah belajar bagaimana seseorang dapat beinteraksi dengan lingkungan alamnya secara benar.
2. Belajar praktis (practical learning) : Belajar praktis adalah belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, yaitu dengan orang-orang di sekelilingnya dengan baik.
3. Belajar emansipatoris menekanan upaya agar seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau informasi budaya dalam lingkungan sosialnya.

 g. Bloom dan Krathwohl 
  
Mereka mengemukakan bahwa ada 3 kawasan yang mungkin dipelajari :
1.Kognitif : Pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi
2.Psikomotor : Peniruan, penggunaan, ketepatan, perangkaian, naturalisasi
3. Afektif : Pengenalan, merespon, penghargaan, pengorganisasian, pengalaman 

V. Kelebihan dan kekurangan Teori Belajar Humanistik 
Kelebihan


· Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis terhadap fenomena sosial.
· Siswa merasa senang, berinisiatif dalam belajar.
· Guru menerima siswa apa adanya,memahami jalan pikiran siswa.
· Siswa mempunyai banyak pengalaman yang berarti
· Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri; membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah.
· Indikator dari keberhasilan aplikasi ini ialah siswa merasa senang dan bergairah
· Terjadinya perubahan pola pikir
· Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara tanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang-orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin, atau etika yang berlaku
· Siswa dituntut untuk berusaha agar lambat laun mampu mencapai aktualisai diri dengan sebaik-baiknya.

Kekurangan 

· Bersifat individual.
· Proses belajar tidak akan berhasil jika tidak ada motivasi dan lingkungan yang mendukung.
· Sulit diterapkan dalam konteks yang lebih praktis
· Peserta didik kesulitan dalam mengenal diri dan potensi-potensi yang ada pada diri mereka.
· Siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya akan ketinggalan dalam proses belajar.
· Siswa tidak aktif dan malas belajar akan merugikan diri sendiri dalam proses belajar
· Peran guru dalam proses pembentukan dan pendewasaan kepribadian siswa menjadi berkurang
· Keberhasilan proses belajar lebih banyak ditentukan oleh siswa itu sendiri. 
 

Kamis, 21 November 2013

Resume Teori Belajar Konstruktivisme

Nama : Anisah Firdaus

NIM  : 1305923
Mata Pelajaran : Teori Belajar dan Pembelajaran 
 
Klasifikasi Belajar
  1. Reseption Learning, adalah belajar menerima artinya siswa bersifat pasif dan hanya menerima pembelajaran dari guru saja. 
  2. Rote Learning, adalah belajar menghafal  artinya siswa hanya mengulang apa-apa yang di berikan oleh gurunya saja.
  3. Contruktivism, adalah belajar membangun artinya siswa di sini di tuntut untuk membangun pemikirannya sendiri dari pengalaman yang sebelumnya telah ia miliki sehingga siswa di sini berperan aktif. 
  4. Kognitif Gestalt, adalah belajar secara menyeluruh tidak hanya di lihat dari bagian bagiannya saja namun secara keseluruhan sehingga membentuk suatu pemahaman.
Function Of Teacher
            “The modern teacher is a facilitator : a person who assist student to learn for themselves”. (Stephen Walker)

  • Artinya di sini guru bertindak sebagai Fasilitator.

Teori Belajar Konstruktivisme

Asal kata konstruktivisme adalah “to construct” yang artinya membangun atau menyusun. Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan itu dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu berinteraksi dengan lingkungannya

Tujuan Teori belajar Konstruktivisme

  • Menumbuhkan motivasi siswa bahwa belajar merupakan tanggung jawabnya sendiri 
  • Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya 
  • Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri

Ciri – ciri Teori belajar Kontruktivisme 


1.     Memberi peluang kepada murid membina pengetahuan baru melalui penglibatan dalam dunia sebenarnya.
2.     Menyokong pembelajaran secara koperatif mengambil kira sikap dan pembawaan murid.
3.     Menggalakkan murid bertanya dan berdialog dengan murid & guru.
4.     Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasil pembelajaran.
5.     Menggalakkan proses inkuiri murid melalui kajian dan eksperimen.

Prinsip Teori Belajar Konstruktivisme

1.    Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
2.   Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar
3.    Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.
4.    Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa
5.    Mencari dan menilai pendapat siswa
            
Teori Belajar Konstruktivisme Menurut para Ahli

 Jean Piaget
     Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama (Dahar, 1989: 159) menegaskan bahwa penekanan teori kontruktivisme pada proses untuk menemukan teori atau pengetahuan yang dibangun dari realitas lapangan. Peran guru dalam pembelajaran menurut teori kontruktivisme adalah sebagai fasilitator atau moderator.
  1. Skemata ,   Skema/skemata adalah struktur kognitif yang dengannya seseorang beradaptasi dan terus mengalami perkembangan mental dalam interaksinya dengan lingkungan.
  2. Akomodasi,  adalah proses pembentukan skema atau karena konsep awal sudah tidak cocok lagi. Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama sekali tidak cocok dengan skema yang telah ada.
  3. Asimilasi,    Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Selain itu, asimilasi dipandang sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada.
  4. Keseimbangan/Ekuilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sedangkan diskuilibrasi adalah keadaan dimana tidak seimbangnya antara proses asimilasi dan akomodasi, ekuilibrasi dapat membuat seseorang menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya.
Vygotsky
Menyatakan bahwa siswa dalam mengkonstruksi suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan sosial.  Konstruktivisme ini oleh Vygotsky disebut konstruktivisme social.
Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky, yaitu
  1. Zone of Proximal Development (ZPD) adalah jarak antara level perkembangan aktual yang ditentukan melalui pemecahan masalah secara mandiri dan level potensi perkembangan yang ditentukan melalui pemecahan masalah dengan bantuan orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya yang lebih mampu.
  2. Scaffolding. Individu diberi bantuan secara bertahap dengan pengetahuan awalnya kemudian diberi dorongan, motivasi dan evaluasibserta penguraian masalah agar peserta didik lebih bertanggungjawab lebih besar lagi.

Hakikat Anak Menurut Teori belajar Konstruktivisme

Pengetahuan tidak diperoleh secara pasif, melainkan melalui sebuah tindakan. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja, tetapi peserta didik mencari pengetahuan melalui buku atau pengalaman. Selain itu, peserta didik harus aktif secara mental pula.

Hakikat pembelajaran menurut Teori belajar Kontruktivisme 
 Menurut teori belajar konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya, bahwa siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Dengan kata lain, siswa tidak diharapkan sebagai botol-botol kecil yang siap diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendak guru.

Implikasi Konstruktivisme dalam Pembelajaran

(1)   tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi,
(2)   kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, latihan memcahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari dan
(3)   peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.
 
Kelebihan dan kelemahan teori belajar konstruksivisme

Kelebihan
  1. Berpikir : Dalam proses membina pengetahuan baru, murid berpikir untuk menyelesaikan masalah dan membuat keputusan.
  2. Paham : Karena murid terlibat secara langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka akan lebih paham dan boleh mengaplikasikannya dalam semua situasi.
  3. Ingat : Karena murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan lebih mengingat semua konsep. Melalui pendekatan ini murid membina sendiri kepahaman mereka. Mereka akan lebih yakin menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru.
  4. Kemahiran sosial :Kemahiran sosial diperoleh apabila berinteraksi dengan teman dan guru dalam membina pengetahuan baru.
  5. Menyenangkan : Karena mereka terlibat secara langsung, mereka paham, ingat, yakin dan berinteraksi dengan baik, maka mereka akan merasa senang saat belajar dalam membina pengetahuan baru.
  6. Siswa dituntut untuk bisa berfikir aktif dalam belajar
  7. Dengan adanya konstruktivistik bisa adanya group dalam pembelajaran
  8. Pembelajaran terjadi lebih kepada ide-ide dari siswa itu sendiri
         Kelemahan
1.      Guru cenderung lebih pasif dan siswa yang lebih aktif sehingga peran guru sebagai pendidik di sini kurang terlihat.
2.      Adanya kesulitan bagi siswa yang kurang aktif teori ini cenderung lebih menguntungkan bagi siswa yang aktif saja sehingga bisa di simpulkan bahwa teori ini tidak cocok untuk semua siswa.

Kamis, 14 November 2013

Resume Teori Belajar Kognitif Gestalt

Nama : Anisah Firdaus
NIM   : 1305923
Mata Kuliah : Teori Belajar dan Pembelajaran

        Belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru.Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.

Sebelumnya kita ketahui dahulu cakupan mengenai kognitif terlebih dahulu, yaitu :
  1. Kognitif  : mempelajari proses mental, bagaimana orang berpikir, merasakan,mengingat dan    belajar
  2. Kognitif : Berhubungan dengan topic perhatian, persepsi, memori, bahasa, berpikir dan membuat keputusan.
  3. Kognitif : psikologi khusus pada pemahaman dan pengetahuan dalam mempelajari proses mental.
Definisi Teori Gestalt

            Istilah ‘Gestalt’ merupakan istilah bahasa Jerman yang sukar dicari terjemahannya dalam bahasa-bahasa lain. Arti Gestalt bisa bermacam-macam sekali, yaitu ‘form’, ‘shape’ (dalam bahasa Inggris) atau bentuk, hal, peristiwa, hakikat, esensi, totalitas. Terjemahannya dalam bahasa Inggris pun bermacam-macam antara lain‘shape psychology’, ‘configurationism’, ‘whole psychology’ dan sebagainya. Karena adanya kesimpangsiuran dalam penerjemahannya, akhirnya para sarjana di seluruh dunia sepakat untuk menggunakan istilah ‘Gestalt’ tanpa menerjemahkan kedalam bahasa lain.
            Suatu konsep yang penting dalam psikologi Gestalt adalah tentang "insight" yaitu pengamatan/ pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubunganantarbagian-antarbagian di dalam suatu situasi permasalahan. Insight itusering dihubungkan dengan pernyataan spontan “aha” atau “oh, see-now” Oh,ini tah”..?.

Sejarah Munculnya Teori Gestalt

            Psikologi kognitif mulai berkembang dengan lahirnya teori belajar Gestalt.Peletak dasar psikologi Gestalt adalah Max Wertheimer (1880-1943) yangmeneliti tentang pengamatan dan pemecahan masalah (problem solving).Sumbangannya ini diikuti oleh Kurt Koffka (1886-1941) yang menguraikansecara terperinci tentang hukum-hukum pengamatan; kemudian WolfgangKohler (1887-1959) yang meneliti tantang insight pada simpanse.Penelitianpenelitian mereka menumbuhkan psikologi Gestalt yang menekankanbahasan pada masalah konfigurasi, terstruktur dan pemetaan dalampengalaman.Kaum Gestaltis berpendapat bahwa pengalaman itu berstrukturyang terbentuk dalam suatu keseluruhan.Orang yang belajar, mengamati stimuli dalamkeseluruhan yang terorganisasi, bukan dalam bagian-bagian yang terpisah (Suryabrata, 1999).

Hukum-hukum Teori Gestalt 
  1. Hukum Pragnanz, yang mengatakan bahwa organisasi psikologis selalu cenderung ke arah yang bermakna atau penuh arti (pragnanz)
  2. Hukum kesamaan, yang mengatakan bahwa hal-hal yang sama cenderung membentuk gestalt (keseluruhan)
  3. Hukum kecenderungan, mengatakan bahwa hal hal yang berdekatan cenderung berbentuk gestalt.
  4. Hukum ketertutupan, yang mengatakan bahwa hal-hal yang tertutup cenderung membentuk gestalt.
  5. Hukum kontinuitas, yang mengatakan bahwa hal-hal yang berkesinambungan cenderung membentuk gestalt.
Karakteristik Teori Gestalt

Teori belajar Kognitif Gestalt mempunyai Hukum keterdekatan, hukum ketertutupan dan hukum kesamaan.

Hukum menurut Wertheimer tahun 1923, dalam bukunya “Investigation of Gestalt Theory”:
  1. Hukum keterdekatan (Law of Proximity) Hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat cenderung dianggap sebagai suatu totalitas.
  2. Hukum ketertutupan (Law of Closure) Hal-hal yang cenderung menutup akan membentuk kesan totalitas tersendiri.
  3. Hukum kesamaan (Law of Equivalence) Hal-hal yang mirip satu sama lain, cenderung kita persepsikan sebagai suatu kelompokatau suatu totalitas.
Tokoh-tokoh Teori Belajar Kognitif Gestalt 
  • Menurut Kurt Koffka
Jejak ingatan (memory traces), Suatu pengalaman yang membekas di otak. Jejak-jejak ingatan ini diorganisasikan secara sistematis mengikuti prinsip-prinsip Gestalt dan akan muncul kembali jika kita mempersepsikan sesuatu yang serupa dengan jejak-jejak ingatan tadi.
- Perjalanan waktu berpengaruh terhadap jejak ingatan.
- Perjalanan waktu itu tidak dapat melemahkan, melainkan menyebabkan terjadinya perubahan jejak, karena jejak tersebut cenderung diperhalus dan disempurnakan untuk mendapat Gestalt yang lebih baik dalam ingatan.
- Latihan yang terus menerus akan memperkuat jejak ingatan.
  • Menurut Wolfgang Kohler
Adanya pemahaman belajar Insight, Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antar bagian di dalam situasi permasalahan. Insight yang merupakan inti dari belajar menurut teori gestalt, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Kemampuan Insight seseorang tergantung kepada kemampuan dasar orang, sedangkan kemampuan dasar itu tergantung kepada usia dan posisi yang bersangkutan dalam kelompok (spesiesnya).
- Insight dipengaruhi atau tergantung kepada pengalaman masa lalunya yang relevan.
- Insight tergantung kepada pengaturan dan penyediaan lingkungannya.
- Pengertian merupakan inti dari insight. Melalui pengertian individu akan dapat memecahkan persoalan. 
- Pengertian itulah yang dapat menjadi kendaraan dalam memecahkan persoalan lain pada situasi yang berlainan.
- Apabila insight telah di peroleh,maka dapat digunakan untuk menghadapi persoalan dalam situasi lain.
  • Menurut Max Wertheimer 
     Wertheimer dianggap sebagai pendiri teori Gestalt setelah ia melakukan suatu eksperimen dengan menggunakan sebuah alat yang bernama stroboskop, yaitu suatu kotak yang didalamnya terdapat dua buah garis yang satu tegak dan yang satu melintang. Jika kedua garis tersebut diperlihatkan secara bergantian terus menerus maka akan tampak seakan aska garis tersebut bergerak dari melintang menjadi tegak. Inilah yang disebut gerakan semu.     

Eksperimen Pengujian Teori Gestalt

Karya yang signifikan tentang belajar oleh anggota Gestalt adalah karya Kohler. Yaitu tentang percobaan pada hewan simpanse. Kohler meletakan buah pisang (makanan simpanse) yang digantung diatas simpanse tersebut dengan jarak melebihi jangkauan simpanse. Simpanse dilatih untuk berfikir bagaimana cara agar dapat mendapatkan pisang tersebut (makan). Ada tiga ekor simpanse yang diuji cobakan oleh Kohler. Dengan pola berfikir yang berbeda seperti berikut :
  • Monyet bernama Chica menggunakan tongkat untuk menjangkau pisang, tetapi gagal. Setelah mengalami proses berfikir dan menemukan solusi atas apa yang menjadi kegagalan dalam dirinya, Chica menjangkau pisang tersebut dengan menaiki beberapa tumpukan peti, dan akhirnya berhasil.
  • Monyet bernama Grande yang menggunakan tumpukan peti untuk menjangkau pisang, tetapi gagal karena tumpukan tersebut tidak tersusun rapi. Setelah berfikir untuk memecahkan masalah, Grande menyusun kembali peti tersebut dengan lebih rapi sehingga akhirnya dapat enjangkau pisang tersebut.
  • Monyet yang bernama Sultan, dalam eksperimen Kohler monyet ini adalah monyet paling cerdas  karena monyet ini menggabungkan dua tongkat untuk menjangkau buah pisang.
Prinsip-prinsip Belajar Menurut Teori Gestalt

Teori Gestalt mempunyai prinsip-prinsip khusus yang berbeda dengan teori-teori psikologi lainnya, yaitu :
  1. Principle of Proximity (unsur yang saling berdekatan)
  2. Principle of Similarity (unsur yang cenderung sama dipresepsi sebagai bentuk tertentu)
  3. Principle of Objective Set (Organisasi berdasarkan mental set yang sudah terbentuk sebelumnya)
  4. Principle of Continuity (Organisasi berdasarkan kesinambungan pola)
  5. Principle of Closure/ Principle of Good Form (pengisian kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap)
  6. Principle of Figure and Ground (bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang)
  7. Principle of Isomorphism (Organisasi berdasarkan konteks)
Implementasai Teori Gestalt dalam Pembelajaran
  1. Pengalaman tilikan/insight (kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa)
  2. Meaningful learning ( kebermaknaan unsur-unsur yang terkait)
Meaningful Learning
(Ausubel, 1963)
“Meaningful Learning amphasizes students’ acquisition of new information and its linkages to previous experiences and knowledge in the formation of personal and unique understanding”.

Characteristic of Meaningful Learning (Grabe, 2007)

a. Active : means that learners are dynamic, that they assume, active roles in learning activities
b. Authentic : means that learners construct knowledge from suited and authentic learning activities
c. Constructive : means that learners accommodate new ideas to their prior knowledge/experience
d. Cooperative : means that learners are encouraged to solve the problem/task together with their peers.
  1. Pusposive behavior (perilaku terarah pada tujuan)
  2. Life space (perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada)
  3. Transfer dalam Belajar (pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain)
Kelebihan dan Kekurangan Teori Gestalt

a)  Kelebihan teori Kognitif Gestalt adalah sebagai berikut :
  • Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah (problem solving)‏
  • Dapat meningkatkan motivasi.
b) Kekurangan teori kognitif adalah sebagai berikut :
      Untuk teori belajar kognitif ini keberhasilan sebuah pembelajaran tidak dapat diukur hanya dengan satu orang siswa saja , maksudnya kemampuan siswa harus diperhatikan. Apabila kita menekankan pada keaktifan siswa, dan tidak dapat dipungkiri ada saja siswa yang tidak aktif dalam menanggapi suatu pelajaran, otomatis pembelajaran ini tidak akan berhasil secara menyeluruh  guru juga dituntut untuk mengikuti keaktifan siswa, kionsekuensinya adalah guru harus rajin mempelajari hal-hal baru yang mungkin konsekuansinya terhadap lingkungan adalah fasilitas-fasilitas dalam lingkungan juga harus mendukung, agar siswa semakin yakin dengan apa yang telah mereka pelajari.