Nama : Anisah Firdaus
NIM : 1305923
Mata Pelajaran : Teori Belajar
& Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik
I.Konsep Dasar Teori Belajar
Humanistik
Teori belajar Humanistik ini
bertujuan untuk memanusiakan seorang manusia untuk mampu mengaktualisasikan
diri dalam hidup dan penghidupannya. Konsep belajar humanistiknya sendiri
berasal dari aliran psikologi humanistik. Teori belajar Humanistik ini menitik-beratkan
pada kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya,
nilai-nilai, tanggung jawab personal, otonomi, tujuan dan pemaknaan. Pada
proses belajar harus berorientasikan pada peserta didik sebagai subjek
belajarnya, pendidikan yang efektif menurut aliran ini adalah pendidikan yang
berpusat pada minat, dan kebutuhan-kebutuhan peserta didik. Sedangkan pendekatan
yang digunakan dalam pembelajaran yang humanis adalah pendekatan dialogis,
reflektif, dan ekspresif.
II.Prinsip Teori Humanistik
1. Manusia memiliki kemampuan alami untuk belajar
2. Belajar
menjadi signifikan apabila apa yang dipelajari memiliki relevansi
dengan keperluan mereka
3. Belajar
yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya
4. Tugas
belajar dapat lebih diterima dan diasimilasikan apabila ancaman dari luar itu
semakin kecil
5. Bila
ancaman itu rendah terdapat pengalaman siswa dalam memperoleh cara
6. Belajar
yang bermakna diperoleh jika siswa melakukannya
7. Belajar
lancar jia siswa dilibatkan dalam proses belajar
8. Belajar
yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam
9. Kepercayaan
pada diri siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri
10. Belajar sosial adalah
belajar mengenai proses belajar
III. Implementasi terhadap
pembelajaran
Peran Guru sebagai Fasilitator :
Seorang guru di wajibkan untuk memberi perhatian dan motivasi, selain itu guru harus bisa membantu siswa untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum. Seorang guru harus bisa memahami karakteristik siswa dan mengatur juga menyediakan sumber-sumber untuk belajar, selalu dapat menyesuaikan dirinya untuk berbaur bersama siswanya, berkomunikasi dengan sangat baik, dan dapat memahami dirinya dan tentunya agar dapat memahami siswanya sendiri.
Tujuan pembelajaran teori Humanistik ini lebih kepada proses belajarnya
daripada hasil belajar. Adapun proses yang umum dilalui seorang guru adalah :
1. Merumuskan
tujuan belajar yang jelas.
2. Mengusahakan
partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan
positif.
3. Mendorong
siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif
sendiri.
4. Mendorong
siswa untuk peka berpikir kritis dan memaknai proses pembelajaran secara
mandiri.
Di sini si siswa di dorong untuk
bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukan apa yang
diinginkan dan menanggung risiko dari perilaku yang ditunjukkan. Jadi si Guru
di sini menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak
menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas
segala resiko perbuatan atau proses belajarnya, memberikan kesempatan siswanya
untuk maju sesuai dengan kemampuannya. Lalu evaluasi diberikan secara
individual berdasarkan prestasi siswa yang di peroleh.
IV. Tokoh-tokoh Teori Belajar
Humanistik
a. Abraham
Maslow
Di kenal sebagai pelopor aliran
humanistik.Maslow percaya bahwa manusia bergerak untuk memahami dan menerima
dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang paling di kenal adalah teori tentang Hierarchy
of Needs( Hirarki kebutuhan ). Dia mengemukakan bahwa individu berperilaku
dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri orang
memiliki rasa takut yang dapat membahayakan apa yang sudah ia miliki dan
sebagainya, tetapi di sisi lain memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah
keutuhan. Manusia juga bermotivasi untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan – kebutuhan tersebut memiliki hirarki ( tingkatan ) mulai dari yang
rendah sampai yang tinggi. Adapun hirarki – hirarki tersebut adalah :
1. Kebutuhan
fisiologis atau dasar
2. Kebutuhan
akan aman dan tenteram
3. Kebutuhan
akan dicintai dan disayangi
4. Kebutuhan
untuk dihargai
5. Kebutuhan
untuk aktualisasi diri
Gambar Piramida Hirarki kebutuhan menurut Maslow.
Maslow juga mengemukakan bahwa
teori belajar Humanistik didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu
ada dua hal yaitu :
1. Suatu
usaha yang positif untuk berkembang
2. Kekuatan
untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Menurutnya kebutuhan seorang
individu ada 4 yaitu :
c. Artuthur Combs
d. Kolb
1. Pemeliharaan
2. Peningkatan
diri
3. Penghargaan
positif (positive regard) dan
4. Penghargaan
diri yang positif (positive self-regard)
Belajar terjadi apabila mempunyai
arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau
tidak relevan dengan kehidupan mereka.
Menurut Kolb ada 4 tahap belajar
:
f. Habermas
1.Tahap
pengalaman kongkrit : Seseorang mampu atau dapat mengalami suatu peristiwa atau
suatu kejadian sebagaimana adanya.
2.Tahap
pengalaman aktif dan reflektif : Seseorang makin lama akan semakin mampu
melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa yang dialaminya.
3.Tahap
konseptualisasi : Seseorang sudah mulai berupaya untuk membuat abstraksi,
mengembangkan suatu teori, konsep, atau hukum dan prosedur tentang sesuatu yang
menjadi objek perhatiannya.
4.Tahap
eksperimentasi aktif : Melakukan eksperimentasi secara aktif
e. Honey
Dan Mumford
Mereka mengemukakan bahwa ada 4
golongan orang belajar :
1.Kelompok
aktivis : mereka yang senang melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam
berbagai kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru.
2.Golongan
reflector : mempunyai kecenderungan yang berlawanan dengan mereka yang termasuk
kelompok aktivis.
3.Kelompok
teoritis : Mereka memiliki kecenderugan yang sangat krritis, suka menganalisis,
selalu berfikir rasional dengan menggunakan penalarannya.
4.Golongan
pragmatis : mereka memiliki sifat-sifat praktis, tidak suka berpanjang lebar
dengan teori-teori, konsep-konsep, dalil-dalil, dan sebagainya
Menurut Habernas belajar baru
akan terjadi jika ada interaksi antara individu dengan lingkungannya
(lingkungan alam maupun lingkkungan sosial).
g. Bloom dan Krathwohl
Ada 3 tipe belajar :
1. Belajar
teknis (technical learning) : Belajar teknis adalah belajar bagaimana seseorang
dapat beinteraksi dengan lingkungan alamnya secara benar.
2. Belajar
praktis (practical learning) : Belajar praktis adalah belajar bagaimana
seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, yaitu dengan
orang-orang di sekelilingnya dengan baik.
3. Belajar
emansipatoris menekanan upaya agar seseorang mencapai suatu pemahaman dan
kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau informasi budaya dalam
lingkungan sosialnya.
Mereka mengemukakan bahwa ada 3
kawasan yang mungkin dipelajari :
1.Kognitif
: Pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi
2.Psikomotor
: Peniruan, penggunaan, ketepatan, perangkaian, naturalisasi
3. Afektif
: Pengenalan, merespon, penghargaan, pengorganisasian, pengalaman
V. Kelebihan dan kekurangan Teori Belajar Humanistik
V. Kelebihan dan kekurangan Teori Belajar Humanistik
Kelebihan
· Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis
terhadap fenomena sosial.
· Siswa merasa senang, berinisiatif dalam belajar.
· Guru menerima siswa apa adanya,memahami jalan pikiran siswa.
· Siswa mempunyai banyak pengalaman yang berarti
· Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri; membantu siswa memahami bahan
belajar secara lebih mudah.
· Indikator dari keberhasilan aplikasi ini ialah siswa merasa senang dan
bergairah
· Terjadinya perubahan pola pikir
· Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh
pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara tanggung jawab tanpa
mengurangi hak-hak orang-orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin,
atau etika yang berlaku
· Siswa dituntut untuk berusaha agar lambat laun mampu mencapai aktualisai diri
dengan sebaik-baiknya.
Kekurangan
Kekurangan
· Bersifat individual.
· Proses belajar tidak akan berhasil jika tidak ada motivasi dan lingkungan yang
mendukung.
· Sulit diterapkan dalam konteks yang lebih praktis
· Peserta didik kesulitan dalam mengenal diri dan potensi-potensi yang ada pada
diri mereka.
· Siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya akan ketinggalan dalam proses
belajar.
· Siswa tidak aktif dan malas belajar akan merugikan diri sendiri dalam proses
belajar
· Peran guru dalam proses pembentukan dan pendewasaan kepribadian siswa menjadi
berkurang
· Keberhasilan proses belajar lebih banyak ditentukan oleh siswa itu
sendiri.