Blogger Tips and TricksLatest Tips For BloggersBlogger Tricks

Kamis, 17 Oktober 2013

Resume Pilar- pilar Pendidikan Menurut UNESCO

Nama : Anisah Firdaus
NIM   : 1305923
Mata Kuliah : Teori Belajar dan Pembelajaran 


Pilar- pilar Pendidikan Menurut UNESCO : 
  1. Learning to know (Belajar untuk mengetahui)
  2. Learning to do (Belajar untuk berkarya)
  3. Learning to be (Belajar untuk berkembang utuh)
  4. Learning to live together (Belajar untuk hidup bersama) 
Empat pilar pendidikan yang diungkapkan oleh UNESCO merupakan aspek filosofis yang harus diterapkan dalam menjalankan proses pendidikan.

1.    Learning to know (Belajar untuk mengetahui)
 
            Didalam dunia pendidikan, proses pembelajaran antara peserta didik dan pendidik menjadi sebuah proses yang umum dan sudah tidak asing lagi. Ini merupakan contoh pengaplikasian dari empat pilar pendidikan menurut UNESCO yaitu salah satunya untuk melakukan pembelajaran untuk mengetahui. Seorang peserta didik sengaja di didik untuk diberikan teori dan ilmu pengetahuan sehingga wawasan yang dimilikinya semakin luas dan bertambah. Karena Learning to know merupakan awal dari terciptanya sebuah desain pendidikan dan pengembangan pendidikan. Desain pendidikan dan pengembangan pendidikan merupakan proses yang kompleks. Pilarnya adalah nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang kita pegang.
     Desain pendidikan dibentuk melalui 2 poin:
  1. Apa yang perlu diketahui ? (Apa yang perlu siswa ketahui)
  2. Bagaimana cara yang efektif untuk mengetahuinya ? (bagaimana cara siswa belajarnya)
Learning to know menjadi pondasi awal yang harus ditempuh oleh para peserta didik dalam belajar. Karena segala sesuatu yang akan dilakukan oleh peserta didik setelah mereka menjamah dunia masyarakat, tanpa pengetahuan yang mendasar dan pengetahuan yang luas, segala bentuk pengaplikasian di masyarakat pun tidak akan terlaksana. Untuk itu lembaga pendidikan sekolah formal menjadi wadah dan fasilitas bagi para peserta didik melaksanakan pembelajaran untuk mengetahui dan berpengetahuan.


2.Learning to do (Belajar untuk berkarya)
 
            Menciptakan sebuah karya adalah salah satu yang menjadi ciri khas dari seorang individu. Potensi dan bakat setiap individu termasuk peserta didik pasti berbeda-beda.   Sehingga karya yang mereka hasilkan pun pasti akan berbeda. Proses pembelajaran dalam konsep learning to do adalah peserta didik harus mau dan mampu (berani) mengaktualisasi keterampilan yang dimilikinya, selain bakat dan minat yang telah dimiliki sejak awal. Peserta didik dilatih untuk menciptakan sebuah karya yang dapat bermanfaat untuk orang lain sebagai implementasi dari apa yang mereka dapatkan setelah belajar untuk mengetahui. Tempat berlangsungnya pendidikan (misalnya Sekolah) harus mampu memfasilitasi peserta didik untuk mengaktualisasi dirinya. Salah satu contohnya adalah di Sekolah Menengah Kejuruan/SMK, dimana peserta didik dilatih untuk siap menghadapi dunia pekerjaan dengan praktek yang dilaksanakan dalam proses pembelajarannya
            
Pondasi-pondasi penting dalam Learning to Do :
1.      Martabat manusia dan martabat tenaga kerja (Human Dignity and The Dignity of Labour)
2.      Kesehatan dan harmonisan dengan alam (Health and Harmony with Nature)
3.      Kebenaran dan kebijaksanaan (Truth and Wisdom)
4.      Cinta dan kasih sayang (Love and Compassion)
5.      Kreativitas (Creativity)
6.      Perdamaian dan keadilan (Peace and Justice)
7.      Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)
8.      Persatuan dan solidaritas nasional (National Unity and Global Solidarity)
9.      Spiritual global (Global Spirituality)

3. Learning to be (Belajar untuk berkembang utuh)
            Setelah peserta didik dilatih untuk menciptakan sebuah karya yang dapat bermanfaat di dalam masyarakat, mereka juga harus menjadi seseorang yang dapat berkembang utuh. Yaitu memiliki percaya diri yang tinggi dan dapat menjadi individu yang siap hidup dalam masyarakat. Menurut Edgar Faure dalam laporannya “ manusia itu hakikatnya tidak lengkap, terbagi-bagi, dan belum selesai “. Artinya bahwa pendidikan harus diarahkan untuk pengembangan manusia seutuhnya mulai dari aspek fisik, intelektual, emosional, dan etika.
            Learning to be mengandung arti bahwa belajar adalah proses dari pembentukan manusia yang menjadi jati dirinya sendiri. Konsep ini diterapkan agar setiap peserta didik dapat bertanggungg jawab sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat. Setiap konsep pilar pendidikan satu sama lain berkesinambungan, setah peserta didik mendapatkan pengetahuan yang luas dalam belajar, dan dapat mengaplikasikannya dengan baik dalam menghasilkan sebuah karya, maka peserta didik akan mampu menjadi manusia yang seutuhnya. Yang dapat berguna bagi dirinya dan orang lain dalam masyarakat. Sehingga ketiga hal ini menjadi pondasi untuk pilar ke empat yaitu belajar untuk hidup bersama didalam masyarakat.

4. Learning to live together (Belajar untuk hidup bersama) 
            Pilar yang terakhir yaitu learning to live together, menjadikan suatu tujuan akhir dari pilar-pilar sebelumnya. Karena ketiga pilar sebelumnya merupakan pondasi bagi para peserta didik untuk dapat bertahan hidup dalam dunia masyarakat suatu saat nanti. Karena tanpa ketiga pilar sebelumnya, peserta didik tidak akan maksimal dalam menghadapi permasalahan-permasalahan dalam kehidupan yang nyata dalam masyarakat.


Adapun contoh masalah-masalah yang akan dihadapi peserta didik dalam kehidupan masyarakat adalah: 
  1. Masalah antara global dan lokal 
  2. Masalah antara universal dan individu
  3. Masalah antara tradisi dan modernitas
  4. Masalah dalam menentukan jangka waktu suatu program
  5. Masalah antara kebutuhan untuk kompetensi dan mendapatkan suatu peluang
  6. Masalah untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman manusia
  7. Masalah antara spiritual dan material.
            Tujuan peserta didik dilatih untuk dapat hidup bersama adalah karena pada hakikatnya manusia merupakan makhluk yang tidak dapat hidup sendiri, manusia yang membutuhkan orang lain dan ketergantungan antara satu dengan lainnya. Dan manusia memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi sehingga sangat penting untuk peserta didik dilatih agar dapat bermanfaat dan bertahan dalam hidup bermasyarakat. 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar