Blogger Tips and TricksLatest Tips For BloggersBlogger Tricks

Selasa, 24 September 2013

II. Hakikat Teori

Nama : Anisah Firdaus
NIM   : 1305923
Mata Kuliah : Teori Belajar dan Pembelajaran

Secara umum Teori diartikan sebagai pendapat. Sedangkan dalam pengertian khusus, Teori hanya digunakan dalam lingkungan ilmu atau biasa disebut teori ilmiah. Dalam pengertian khusus ini, Kerlinger (1973:9) menyatakan bahwa :“ A theory is a set of interrelated constructs (concepts), definitions, and propositions that present a systematic view of phenomena by specifying relations among variables, with the purpose of explaning and predicting the phenomena.” Di dalam definisi ini terkandung tiga konsep penting.
  • Pertama, suatu teori adalah satu set proposisi yang terdiri atas konsep-konsep yang berhubungan. 
  • Kedua, teori memperlihatkan hubungan antarvariabel atau antar konsep yang menyajikan suatu pandangan yang sistematik tentang fenomena. 
  • Ketiga, teori haruslah menjelaskan variabelnya dan bagaimana variabel itu berhubungan.
Dengan demikian, teori dianggap sebagai sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematik dalam gejala sosial maupun natura yang ingin diteliti dan juga merupakan alat dari ilmu (tool of science).  Di lain pihak, teori juga merupakan alat penolong teori. Sebagai alat dari ilmu, teori mempunyai peranan sebagai : 
a. teori sebagai orientasi utama dari ilmu, 
b. teori sebagai konseptualisasi dan klasifikasi, 
c. teori meringkas fakta, 
d. teori memprediksi fakta-fakta, dan 
e. teori memperjelas celah kosong.

Teori mempunyai hubungan yang erat dengan penelitian dan juga dapat meningkatkan arti dari penemuan penelitian. Tanpa teori, penemuan tersebut akan merupakan keterangan-keterangan empiris yang berpencar. Makin banyak penelitian yang dituntun oleh teori, maka makin banyak pula kontribusi penelitian yang secara langsung dapat mengembangkan ilmu pengetahuan (disarikan dari Moh. Nazir, 1983:22-25)
Sementara itu, Ismaun (2001:32) mengemukakan bahwa teori adalah pernyataan yang berisi kesimpulan tentang adanya keteraturan subtantif. Menemukan keteraturan itulah tugas ilmuwan, dan dengan kemampuan kreatif rekayasanya, ilmuwan dapat membangun keteraturan rekayasa. Keteraturan rekayasa ini dapat dibedakan dalam tiga keteraturan, yaitu : 
1. keteraturan alam, 
2. keteraturan kehidupan sosial manusia dan 
3. keteraturan rekayasa teknologi.

Fungsi dari teori adalah
• mendeskripsikan atau memaparkan suatu masalah praktis dan dapat diterima oleh semua kalangan
• menjelaskan suatu maslah kompleks dan bersifat umum dan juga ilmiah yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
• Mendeskripsikan atau memperkirakan bagaimana cara memecahkan suatu masalah yang kompleks atau bersifat umum dengan xara yang ilmiah.

Ciri-Ciri Teori
• Satu sistem teoritis harus mengjinkan pengurangan yang menjadi teruji dengan pengalaman. Jadi suatu sistem teori harus sudah teruji faktnya lewat pengalaman ilmiah.
• Suatu teori harus sesuai dengan hasil observasi dan bersama teori yang sudah divalidasi atau teruji kebenaranya.
• Teori harus dinyatakan pada kondisi yang sederhana, teori yang terbaik adalah yang menjelaskan pada bentuk paling sederhana. Ciri ini mempunyai maksud teori yang paling pernyataanya sederhana
• Teori ilmiah harus berlandaskan fakta empiris dan yang berhubungan.

Teori menurut para ahli :

Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam buku Udin S. Winataputra (2008 : 40)
pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkingan belajar.

Ensiklopedia Indonesia N/Z. . penerbit Van Hoeve. Bandung. Redaksi. Prof.Dr.mr T.S.G Mulia.
Teori (Yunani: Teoria, pandangan, tinjau), umunya artinya: pandangan yang gunanya untuk memberi keterangan bagi suatu hal tertentu. Juga dalam ilmu pengetahuan teori itu gunanya untuk membari keterangan bagi gejala-gejala tertentu; tapi umumnya teori dalam ilmun pengetahuan itu berupa sistem yang berdiri atas pelbagai dalil (yang dikutip dari dunia pengalaman) dan hipotesa-hipotesa yang keduanya berdasar pada asas tertentu. Seterusnya istilah teori itu sering pula dipakai sebagai lawan terhadap pengertian praktek atau pengalaman. (hal 1333)

Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communiation, Wadsworth, 
Secara umum istilah teori dalam ilmu sosial mengandung beberapa pengertian sebagai berikut: Teori adalah abstraksi dari realitas; Teori terdiri dari sekumpulan prinsip dan defenisi yang secara konseptual mengorganisasikan aspek-aspek dunia empiris secara sistematis; Teori terdiri dari asumsi-asumsi, proposisi-proposisi, dan aksioma-aksioma dasar yang saling berkaitan; Teori terdiri dari teorema-teorema yakni generalisasi-generalisasi yang diterima/terbukti secara empiris. Dari unsur di atas dapat disimpulkan bahwa teori pada dasarnya merupakan konseptualisasi atau penjelasan logis dan empirik tentang suatu fenomena. Bentuknya merupakan pernyataan-pernyataan yang berupa kesimpulan tentang suatu fenomena.

Menurut Schwandt (2001), penelitian kualitatif memakai pengertian yang sedikit berbeda. Ada empat pengertian teori dalam penelitian kualitatif, yaitu :
·         Sebagai generalisasi yang diperoleh melalui penelitian empiris,
·         Sebagai penjelasan sebab-akibat yang padu dan sistematis tentang berbagai fenomena sosial. 
·     Sebagai orientasi atau perspektif untuk melihat masalah, memecahkan masalah, dan memahami serta menjelaskan realitas sosial.
·        Sebagai ‘teori kritis’ (critical theory), yang merupakan cara membuat teori dan produk dari cara membuat teori itu . Cara dan produk ini bertentangan dengan cara pandang yang menghasilkan dua pengertian pertama (a dan b) karena:
a.    Melakukan tinjauan kritis terhadap konsep, pemahaman, kategori yang saat ini sudah ada tentang kehidupan sosial manusia, yang selama ini dianggap “sudah dari sananya” (taken for granted).  
    1. Menganggap teori sebagai sesuatu yang melekat kepada praxis. Dalam tradisi empiris, ilmuan beranggapan bahwa kegiatan ilmiahnya bukan bagian dari kehidupan sosial sehari-hari, melainkan sebuah kegiatan terpisah dan “netral”. Kalau sebuah teori akan diterapkan, maka harus ada kegiatan lain yang tidak digolongkan sebagai “ilmiah”. Teori kritis, sebaliknya, menganggap bahwa seorang ilmuan harus “punya kepentingan” dan setiap teori sekaligus punya nilai empiris (praktis) maupun normatif.
    1. Merupakan teori yang menggunakan metode kritik secara terus menerus dan ketat  (imminent critique) terhadap semua pemikiran yang saat ini sudah ada, bekerja dari dalam struktur pemikiran tersebut untuk menemukan pertentangan-pertentangan dan hal-hal yang selama ini disembunyikan. Jadi, secara eksplisit para teoritisi kritis bermaksud membongkar tatanan ilmiah yang selama ini dibangun lewat cara-cara non-kritis. (Schwandt, T.A. (2001), Dictionary of Qualitative Inquiry, 2nd ed. Thousand Oaks : Sage Publications).
 The new Lexicon
 Suatu kumpulan organisasi dari ide-ide (organized body of ideas) mengenai kebenaran sesuatu, biasanya ditarik dari kajian sejumlah fakta-fakta yang berhubungan dengan itu, tetapi kadang-kadang seluruhnya merupakan hasil dari latihan imajinasi spekulatif;… suatu keseluruhan umum (general body) dari asumsi-asumsi dari prinsip-prinsip ; suatu dugaan… (conjecture). (1989: 1025).

Tamburaka, H.Rustam E; 1999
Teori adalah hulu atau sumber  suatu proposisi ilmiah, cara mengujinya adalah melalui prosedur penelitian dengan asumsi atau hipotesis-hoipotesis kemudian diuji atau dibuktikan berdasarkan data-data yang dikumpulkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar